Benoît Badiashile bukan bek tengah sembarangan. Di usia muda, dia udah main lebih dari 100 laga bareng AS Monaco, mentas di Ligue 1 dan juga Eropa. Chelsea gak asal ambil keputusan waktu rekrut dia di Januari 2023. Mereka lagi cari bek kidal dengan kualitas build-up dan ketenangan. Dan dari semua opsi yang ada, nama Badiashile muncul sebagai paket komplet.
Yang bikin menarik, waktu dia baru datang ke Chelsea, ekspektasi nggak setinggi itu. Tapi tiap kali dia turun, performanya bikin banyak fans mikir: “Harusnya dia jadi starter terus.” Gaya mainnya tenang, elegan, gak gampang panik. Cocok banget buat tim yang pengen main dari belakang dengan struktur rapi.

Dari Monaco ke Stamford Bridge: Proses Pendewasaan yang Cepat
Badiashile tumbuh di akademi Monaco, klub yang dikenal banget ngelatih pemain muda jadi bintang — mulai dari Mbappé sampai Tchouaméni. Debutnya di tim utama datang waktu dia baru 17 tahun. Gak butuh waktu lama, dia langsung masuk ke starting XI reguler.
Gaya mainnya udah keliatan dewasa sejak awal: positioning rapi, duel udara oke, dan berani build-up dari belakang pakai kaki kiri. Di Ligue 1, dia jadi salah satu bek tengah muda paling konsisten selama tiga musim berturut-turut.
Makanya, waktu Chelsea dateng dan kasih tawaran sekitar €38 juta, Monaco langsung setuju. Buat Chelsea sendiri, ini bukan pembelian panik. Ini investasi buat masa depan. Karena bek kidal berkualitas itu jarang, dan mereka butuh alternatif kalau proyek jangka panjang kayak Fofana atau Koulibaly gak jalan.
Gaya Main: Kalem, Kidal, dan Build-up Specialist
Kalau lo cari bek yang suka sliding tackle, gaya barbar, atau blok dramatis, itu bukan Badiashile. Dia lebih ke tipe “cool operator”. Tenang banget dalam ngambil keputusan, suka main short pass ke gelandang, atau kasih umpan diagonal ke winger.
Ciri khas Badiashile:
- Kidal alami, jadi unggul di sisi kiri pertahanan
- Distribusi bola progresif ke lini tengah dan sayap
- Punya kontrol posisi yang bagus, gak gampang kejebak
- Kuat di duel udara, termasuk bola mati
- Main dengan tempo santai tapi efektif
Dia jarang bikin tekel ceroboh. Justru kekuatannya ada di anticipation dan reading the game. Lo bakal lihat dia satu langkah lebih dulu dari striker lawan, tinggal potong bola atau geser posisi sedikit — dan masalah selesai.
Performa di Chelsea: Stabil Saat Main, Tapi Kurang Dapet Jam Terus
Di musim perdananya (2022/23), Badiashile langsung kasih kesan positif. Main bareng Thiago Silva atau Fofana, dia tampil solid dan tenang. Tapi sayangnya, dia gak didaftarkan buat main di Liga Champions musim itu — keputusan yang banyak diprotes fans karena dianggap aneh.
Masuk musim 2023/24, ekspektasinya makin tinggi. Tapi sayangnya, cedera hamstring sempat bikin dia absen panjang. Waktu balik, rotasi dan eksperimen sistem bikin menit mainnya gak sepadat yang diharapkan. Ditambah lagi, kehadiran Levi Colwill (yang juga kidal) bikin persaingan makin ketat.
Tapi kalau ngomongin soal kualitas tiap kali dia main? Masih solid. Jarang bikin blunder, dan ball distribution-nya salah satu yang terbaik di skuad belakang.
Tantangan: Persaingan Ketat & Kurangnya Ritme Bermain
Chelsea sekarang punya stok bek tengah muda yang gemuk: Colwill, Fofana, Disasi, Chalobah, plus Badiashile sendiri. Masalahnya, Badiashile kadang ketiban sial: dia fit justru saat sistem tim lagi berubah, atau saat pelatih eksperimen formasi yang gak cocokin dia.
Dan kayak pemain bertipe kalem lain, dia butuh ritme main reguler buat kelihatan maksimal. Kalau main seminggu sekali atau malah tiga pekan sekali, feel permainannya suka ngedrop.
Tantangan utamanya sekarang adalah nunjukin bahwa dia bisa lebih agresif saat dibutuhkan — lebih cepat ambil keputusan dan gak terlalu “adem” waktu lawan high pressing team.
Peluang Musim Depan: Harus Dapet Peran Lebih Tetap
Musim 2024/25 bisa jadi musim penting buat Badiashile. Dengan kepergian Thiago Silva dan ketidakpastian kondisi Fofana, dia punya kans buat ngisi posisi sebagai bek kiri utama dalam formasi dua atau tiga bek.
Apalagi kalau pelatih baru percaya pada struktur build-up dari belakang, maka kehadiran bek kidal seperti dia itu wajib. Dan secara profil, dia cocok buat jadi rekan Colwill atau Disasi — kombinasi teknik dan kekuatan.
Masalahnya sekarang tinggal satu: bisa gak dia jaga kebugaran? Karena skill udah jelas, yang dibutuhin tinggal konsistensi fisik dan kepercayaan pelatih.
Kelebihan vs Poin yang Masih Harus Diasah
Kelebihan:
- Vision dan passing kelas atas untuk ukuran defender
- Tenang di bawah tekanan
- Kidal alami, susah dicari duplikatnya
- Jago duel udara
- Cocok buat sistem modern
Poin yang masih perlu diasah:
- Intensitas kadang kurang saat lawan main cepat
- Belum punya pengalaman panjang di laga-laga besar
- Perlu lebih agresif di momen transisi bertahan
Kesimpulan: Badiashile, Bek Kidal Berkualitas yang Harus Dikasih Panggung Konsisten
Benoît Badiashile bukan tipe bek yang langsung mencolok. Tapi buat yang ngerti detail permainan, lo bakal ngeh kalau dia itu salah satu defender muda paling siap secara teknis dan taktik. Masalahnya cuma satu: kesempatan main yang konsisten.
Chelsea udah punya banyak bek, tapi gak semua punya ketenangan, kaki kiri alami, dan kemampuan build-up kayak Badiashile. Musim depan harus jadi musim dia keluar dari status “opsi rotasi” dan jadi starter tetap. Kalau gak dikasih, bukan gak mungkin klub lain bakal nyamber dan Chelsea bakal nyesel karena buang talenta yang mestinya bisa jadi fondasi pertahanan jangka panjang.